Sabtu, 16 Januari 2016

RPP PENDIDIKAN IBADAH SMP/MTs MUHAMMADIYAH KELAS VIII



TUGAS
SAINS DALAM AL-QUR’AN DI MADRASAH DAN SEKOLAH
(RPP PENDIDIKAN IBADAH DI SMP/MTs  MUHAMMADIYYAH)
Dosen Pengampu : Naufal Ahmad Rijalul Alam, S.Pd.I, M.A.



 










Disusun Oleh :
                                         
  1. Yunita Tri Utami                     (20130720020)
  2. Agustin RinaWati                   (20130720031)
3.     Noviyaningsih                        (20130720032)
  1. Dewi Sri Ngajiati                    (20130720033)
  2. TitaKaswati                             (20130720040)
  3. VildaAyuAriyani                    (20130720059)

Pendidikan Agama Islam Kelas-A
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2015
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran            : Pendidikan Ibadah/Mu’amalah
Jenjang                        : SMP Muhammadiyah I Bantul
Kelas/Semester            : VIII/II
Alokasi Waktu            : 40 menit (1 x pertemuan)

Standar Kompetensi
1.        Siswa dapat memahami Ibadah Puasa
Kompetensi Dasar
1.        Siswa memahami ketentuan (hukum dan macam-macam puasa)
2.        Siswa melaksanakan Puasa Ramadhan
Indikator
1.        Siswa dapat menjelaskan Pengertian Puasa
2.        Siswa dapat menjelaskan dasar  hukum puasa
3.        Siswa dapat mengklasifikasikan puasa
4.        Siswa dapat mendefinisikan pengertian Puasa Ramadhan
5.        Siswa dapat menghafal dasar hukum Puasa Ramadhan
6.        Siswa dapat mendeskripsikan keutamaan bulan puasa dan Puasa Ramadhan

Tujuan
Siswa diharapkan mampu untuk :
1.    Siswa mampu menjelaskan Pengertian Puasa
2.    Siswa mampu menjelaskan dasar  hukum puasa
3.    Siswa mampu mengklasifikasikan puasa
4.    Siswa mampu mendefinisikan pengertian Puasa Ramadhan
5.    Siswa mampu menghafal dasar hukum Puasa Ramadhan
6.    Siswa mampu mendeskripsikan keutamaan bulan puasa dan Puasa Ramadhan



Materi Pembelajaran
Puasa
MATERI PUASA
1.      Pengertian Puasa
Puasa (Ash-Shiyaam) secara bahasa artinya menahan diri dari (Al-Imsaak). Sedangkan secara Istilah syara’ puasa berarti menahan diri dari makan, minum, berhubungan badan (jima’) dan seluruh hal yang membatalkan lainya dari sejak terbit fajar sampai dengan terbenam matahari diiringi dengan niat mendekatkan diri kepada allah SWT.
2.      Dasar Hukum Puasa
Ibadah puasa mulai diwajibkan pada bulan Sya’ban, tahun kedua Hijriah. Dasar hukum disyariatkan ibadah puasa sifatnya mutlak berdasarkan Al-Qur’an, Hadits, dan Ijma’ para ulama. Dasar hukum puasa Ramadhan telah disebutkan pada dasar hukum puasa, yaitu surat Al-Baqarah ayat 183dan Hadits Nabi tentang Rukun Islam.

يَآأَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُواكُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَاكُيِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكْمْ تَتَّقُوْنَ
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (Q.S Al-Baqarah:183)
3.      Klasifikasi puasa
a.       Puasa Ramadhan
Sejarah mencatat bahwa ibadah puasa telah di perintahkan oleh Allah SWT jauh sebelum kedatangan nabi muhammad, hanya saja tata cara dan bentuknya berbeda meski tujuanya tetap sama yakni mendekatkan diri kepada Allah SWT.
4.      Dasar Hukum Puasa Ramadhan
Ibadah puasa mulai diwajibkan pada bulan Sya’ban, tahun kedua Hijriyah. Dasar hukum di syariatkan nya ibadah puasa sifatnya mutlak berdasarkan al-Qur’an, Hadis, dan ijma para ulama. Dasar hukumk puasa ramadhan telah disebutkan pada dasar hukum puasa di atas, yaitu surat al-Baqarah ayat 183 dan hadis nabi tentang rukun islam.


5.      Keutamaan bulan puasa dan puasa Ramadhan
Allah SWT telah memberikan keistimewaan lewat Ibadah puasa di bulan Ramadhan. Banyak keutamaan yang didapat bagi setiap hamba yang melaksanakannya dengan penuh kesabaran dan niat yang ikhlas. Beberapa keutamaan yang terdapat pada bulan Ramadhan di antaranya:
a.       Pada bulan Ramadhan pintu-pintu surge dibuka, pintu neraka ditutup, dan syaitan-syaitan dibelenggu.
عَنْ أَبِيْ هُرِيْرَةَرَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسْوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ إِذَاجَاءَرَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِوَغُلِقَتْ أَبْوَابُ لنَّارِوَصُفِدَتِ الشَّيَاطِيْنُ
Artinya :
“Jika telah tiba bulan Ramadhan, mka pintu-pintu surge dibuka, pintu-pintu beraka ditutup, dan syaitan-syaitan dibelenggu. (HR Bukhari Muslim)
b.      Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah dari pada aroma kasturi
c.       Para malaikat memohon ampunan untuk orang-orang berpuasa sampai mereka berbuka
d.      Diantara amalan ibadah yang lain, Allah SWT mengkhususkan ibadah puasa disebabkan kemuliaan dan kecintaan Allah kepada amalan ibadah ini
e.       Orang yang berupasa memperoleh dua kesenangan; kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan kelak ketemu dengan Tuhannya
f.       Puasa dapat menjadi perisai yang akan menjaga dan perbuatan melindungi orang yang berpuasa dari perbuatan kesia-siaan dan perbuatan kotor
g.      Pada bukan Ramadhan terdapat malam Lailatul Qadhar, malam diturukannya Al-Qur’an dan malam yang lebih baik dari pada seribu malam.
6.      Amalan-amalan yang utama di bulan Ramdhan
Ketika berada di bukan Ramadhan, hendaknya setiap hamba menghidupkan seluruh amalan Ibadah Sunnah, seperti Shalat Tathawwu’ Qablyah dan Ba’diyah, Shalat Dhuha, memperbanyak Shadaqah dan tadarus Al-Qur’an, melaksanakan Shalat Tarawih, serta beritikaf pada sepuluh hari yang berakhir.
7.      Hal-hal yang dapat membatalkan Puasa
Ada beberapa hal yang dapat membatalkan Ibadah Puasa di antaranya:
a.       Makan dna minum dengan snegaja
b.      Hubungan Suami Istri
c.       Istimna’ (Onani atau Masturbasi), mengeluarkan mani dengan sengaja
d.      Muntah dengan sengaja
e.       Keluarnya darah haid atau nifas
8.      Pantang orang yang berpuasa
Disamping menhindari hal-hal yang dapat membatalkan Ibadah Puasa, agar puasa yang dilakukan tidak sia-sia dna bernilai Ibadah di mata Allah setiap Muslim dianjurkan untuk menjaga seluruh lisan san tingkah lakunya dari segala hal yang dapat mengurangi pahala Ibadah Puasa.
Rasulullah SAW bersabda:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ٬فَلاَيَرْفَثْ وَلاَيَجْهَلْ٬وَإِنِ امْرُؤٌقَاتَلَهُ أَوْشَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ
            Artinya :
Puasa adalah perisai, maka barang siapa yang sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak keras, jika seseorang mencela dan mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengakatan: aku sedang puasa.” (HR Bukhari Muslim)
            Selain menahan lapar, haus, hawa nafsu syahwat, ketika berpuasa hendaklah seorang hamba mampu mengontrol dan mempuasakan seluruh organ tubuh, pikiran dan hatinya.
a.       Mampu mempuasakan mata dengan menahannya memandang sesuatu yang tercela dan dibenci syari’at serta melalaikan untuk mengingat Allah SWT.
b.      Mampu mempuasakan lidah dengan menahannya dari berbicara sia-sia, dusta, menggunjing, mengumpat, berkata kasar dan mendzalimi orang lain.
c.       Mempuasakan telingan denagn menjaganya dari mendengarkan segala hal yang haram dan makruh
Metode Pembelajaran
Ceramah dan Inquiry/Tanya jawab

Langkah Pembelajaran

Pendahuluan














Penyajian/ Inti


















































Evaluasi







Penutup

-          Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah dan kemudian berdoá bersama sebelum memulai pelajaran.
-          Guru memeriksa kehadiran siswa
-          Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.




Dalam kegiatan inti, guru dan para siswa melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
Elaborasi
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi pembelajaran Memahami Puasa dan Puasa Ramadhan.
-       Setelah guru selesai menjelaskan pengertian Puasa dan Puasa Ramadhan secara klasikal.
-       Guru menunjuk beberapa siswa untuk mengulang kembali penjelasan pengertian Puasa dan Puasa Ramadhan
Eksplorasi
-       Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk menghafal dalil tentang Puasa dan Puasa Ramadhan dengan berpedoman powerpoint yang guru tampilkan   di kelas.
-          Selanjutnya,guru mengklasifikasikan puasa
-          Selanjutnya, guru menjelaskan tentang keutamaan Puasa Ramadhan dan mengkaitkan dengan sains.
Konfirmasi
-          Dalam Puasa Ramadhan hikmahnya yaitu tiap kegiatan mulia merupakan Ibadah. Banyak yang di dapat bagi setiap hambanya yang melaksanakannya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Tentunya amalan pada puasa ramadhan bukanlah hanya menahan makan dan minum saja, melainkan juga menjalankan amalan ibadah Ramadhan lainnya, seperti bersedekah, Itikaf, Silaturrahmi, menghindari diri dari yang haram, dan banyak lagi.
-          Meningkatkan kesadaran beragama di tengah-tengah masyarakat.

-          Guru mengajak siswa untuk tanya jawab tentang materi Puasa dan Puasa Ramadhan


-      Guru menutup / mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca hamdalah/doá.

-      Guru mengucapkan salam kepada para siswa sebelum keluar kelas dan siswa menjawab salam.


5 menit














30 menit



















































3 menit







2 menit








Tanya jawab/inquiry













Ceramah dan tanya jawab


















































Tanya jawab





















·         Powerpoint presentasi tentang materi.
·         White board
·         Spidol
·         Laptop
·         LCD














Buku Pendidikan Ibadah/Mu’amalah untuk SMP/MTs Muhammadiyah kelas VIIII Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012

Sumber Belajar
Buku Pendidikan Ibadah/Mu’amalah untuk SMP/MTs Muhammadiyah kelas VIIII Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012.

Penilaian Hasil Belajar
a.       Ulangan TS / AS
b.      Tugas Individu
c.       Tes lisan
d.      Praktek


Yogyakarta, 11 November 2015
Mengetahui,
Kepala Sekolah                                                                          Guru Mapel


Naufal Ahmad R. A , S.Pd. I, M.A                                       Muhammad Ridwan, M.Pd.
NIP. 199400897556768 02                                                      NIP. 19950087808000 01


MATERI, TAFSIR AYAT DAN SAINS YANG BERHUBUNGAN DENGAN PUASA          
A.    PENGERTIAN PUASA
Puasa (Ash-Shiyaam) secara bahasa artinya menahan diri dari (Al-Imsaak). Sedangkan secara Istilah syara’ puasa berarti menahan diri dari makan, minum, berhubungan badan (jima’) dan seluruh hal yang membatalkan lainya dari sejak terbit fajar sampai dengan terbenam matahari diiringi dengan niat mendekatkan diri kepada allah SWT.
Sejarah mencatat bahwa Ibadah Puasa telah diperintahkan oleh Allah SWT jauh sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW, hanya saja tat cara dan bentuknya berbeda meski tujuannya tetap sama yakni mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Khusus umat Muhammad SAWAdiwajibkan untuk melaksanakan Ibadah Puasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan, bahkan Ibadah Puasa ini telah menjadi bagian dari pilar Agama Islam yang kelima.
Secara bahasa, Ramadhan artinya pembakaran. Diharapkan pada bulan Ramadhan Umat Islam mampu memanfaatkannya dengan sebaik mungkin untuk melebur segala kesalahan dan dosa yang telah dilakukan, mengingat betapa banyak keistimewaan yang keutamaan yang terdapat  pada bulan Ramadhan tersebut.
B.     DASAR HUKUM PUASA
Ibadah puasa mulai diwajibkan pada bulan Sya’ban, tahun kedua Hijriah. Dasar hukum disyariatkan ibadah puasa sifatnya mutlak berdasarkan Al-Qur’an, Hadits, dan Ijma’ para ulama. Dasar hukum puasa Ramadhan telah disebutkan pada dasar hukum puasa, yaitu surat Al-Baqarah ayat 183dan Hadits Nabi tentang Rukun Islam.

يَآأَيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُواكُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَاكُيِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكْمْ تَتَّقُوْنَ
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (Q.S Al-Baqarah:183)



            Disampung itu Ibadah Puasa merupakan salah satu pilar rukun Islam yang kelima. Sebagaimana penjelasan Rasulullah SAW di dalam sabdanya:

وَعَنْ ابْنِ عُمَرَرَضِيَ اللهُ عَنْهُمَاقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:بُنِيَ الْإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ:شَهَادَةِأَن لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ٬وَأَنَّ مُحَمَّدًاورَسُوْلُ اللهِ٬وَإِقَامِ اللصَّلاَةِ٬وَإِيْتَاءِالزَّكَاةِ٬وَحِيْتِ٬وَصَوْمِ رَمَضَانَ
Artinya :
“Dari Ibnu ‘Umar r.a, Rasulullah SAW bersaba: “Agama Islam dibangun atas lima pilar: Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan Shalat, membayar Zakat, melaksanakan Haji ke Baitullah dan Puasa Ramadhan.” (HR Bukhari Muslim)
C.     KLASIFIKASI PUASA
Puasa Ramadhan
Sejarah mencatat bahwa ibadah puasa telah di perintahkan oleh Allah SWT jauh sebelum kedatangan nabi muhammad, hanya saja tata cara dan bentuknya berbeda meski tujuanya tetap sama yakni mendekatkan diri kepada allah SWT.
Khusus umatMuhammad SAW, di wajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa satu bulan penuh di bulan ramadhan bahkan ibadah puasa ini telah menjadi bagian dari pilar agama islam yang ke lima.
Secara bahasa ramadhan artinya pembakaran. Diharapkan pada bulan ramadhan umat islam mampu memanfaatnya dengan sebaik mungkin untuk melebur segala kesalahan dan dosa yang telah dilakukan, mengingat betapa banyak keistimewaan yang keutamaan yang terdapat pada bulan ramadhan tersebut
D.     DASAR HUKUM PUASA RAMADHAN
Ibadah puasa mulai diwajibkan pada bulan Sya’ban, tahun kedua Hijriyah. Dasar hukum di syariatkan nya ibadah puasa sifatnya mutlak berdasarkan al-Qur’an, Hadis, dan ijma para ulama. Dasar hukumk puasa ramadhan telah disebutkan pada dasar hukum puasa di atas, yaitu surat al-Baqarah ayat 183 dan hadis nabi tentang rukun islam.
E.     KEUTAMAAN BULAN PUASA DAN PUASA RAMADHAN
Allah SWT telah memberikan keistimewaan lewat Ibadah puasa di bulan Ramadhan. Banyak keutamaan yang didapat bagi setiap hamba yang melaksanakannya dengan penuh kesabaran dan niat yang ikhlas. Beberapa keutamaan yang terdapat pada bulan Ramadhan di antaranya:
1.         Pada bulan Ramadhan pintu-pintu surge dibuka, pintu neraka ditutup, dan syaitan-syaitan dibelenggu.
عَنْ أَبِيْ هُرِيْرَةَرَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسْوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ إِذَاجَاءَرَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِوَغُلِقَتْ أَبْوَابُ لنَّارِوَصُفِدَتِ الشَّيَاطِيْنُ
Artinya :
“Jika telah tiba bulan Ramadhan, mka pintu-pintu surge dibuka, pintu-pintu beraka ditutup, dan syaitan-syaitan dibelenggu. (HR Bukhari Muslim)

2.      Bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah dari pada aroma kasturi
3.      Para malaikat memohon ampunan untuk orang-orang berpuasa sampai mereka berbuka
4.      Diantara amalan ibadah yang lain, Allah SWT mengkhususkan ibadah puasa disebabkan kemuliaan dan kecintaan Allah kepada amalan ibadah ini
5.      Orang yang berupasa memperoleh dua kesenangan; kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan kelak ketemu dengan Tuhannya
6.      Puasa dapat menjadi perisai yang akan menjaga dan perbuatan melindungi orang yang berpuasa dari perbuatan kesia-siaan dan perbuatan kotor
7.      Pada bukan Ramadhan terdapat malam Lailatul Qadhar, malam diturukannya Al-Qur’an dan malam yang lebih baik dari pada seribu malam.
F.      AMALAN-AMALAN YANG UTAMA DI BULAN RAMDHAN
Ketika berada di bukan Ramadhan, hendaknya setiap hamba menghidupkan seluruh amalan Ibadah Sunnah, seperti Shalat Tathawwu’ Qablyah dan Ba’diyah, Shalat Dhuha, memperbanyak Shadaqah dan tadarus Al-Qur’an, melaksanakan Shalat Tarawih, serta beritikaf pada sepuluh hari yang berakhir.
G.    HAL-HAL YANG DAPAT MEMBATALKAN PUASA
Ada beberapa hal yang dapat membatalkan Ibadah Puasa di antaranya:
1.      Makan dan minum dengan snegaja
2.      Hubungan Suami Istri
3.      Istimna’ (Onani atau Masturbasi), mengeluarkan mani dengan sengaja
4.      Muntah dengan sengaja
5.      Keluarnya darah haid atau nifas
H.    PANTANG ORANG YANG BERPUASA
Disamping menhindari hal-hal yang dapat membatalkan Ibadah Puasa, agar puasa yang dilakukan tidak sia-sia dna bernilai Ibadah di mata Allah setiap Muslim dianjurkan untuk menjaga seluruh lisan san tingkah lakunya dari segala hal yang dapat mengurangi pahala Ibadah Puasa.
Rasulullah SAW bersabda:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ٬فَلاَيَرْفَثْ وَلاَيَجْهَلْ٬وَإِنِ امْرُؤٌقَاتَلَهُ أَوْشَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ
            Artinya :
“Puasa adalah perisai, maka barang siapa yang sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak keras, jika seseorang mencela dan mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengakatan: aku sedang puasa.” (HR Bukhari Muslim)
            Selain menahan lapar, haus, hawa nafsu syahwat, ketika berpuasa hendaklah seorang hamba mampu mengontrol dan mempuasakan seluruh organ tubuh, pikiran dan hatinya.
a.       Mampu mempuasakan mata dengan menahannya memandang sesuatu yang tercela dan dibenci syari’at serta melalaikan untuk mengingat Allah SWT.
b.      Mampu mempuasakan lidah dengan menahannya dari berbicara sia-sia, dusta, menggunjing, mengumpat, berkata kasar dan mendzalimi orang lain.
c.       Mempuasakan telingan denagn menjaganya dari mendengarkan segala hal yang haram dan makruh
d.      Mempuasakan tangan dari mendzalimi dan mengambil hak orang lain
e.       Mempuasakan kaki dari berjalan menuju tempat-tempat kemaksiatan dan diharakan oleh Allah SWT
f.       Mempuasakan hati dari penyakit-penyakit hati, seperti iti, dengki, marah, cinta dunia, dll.
g.      Menjaga pikiran dari membayangkan hal-hal yang disenangi syahwat dan dibenci syari’at.
Jika ketujuh itu mampu dilaksanakan oleh setiap hamba yang sedang berpuasa niscaya puasa orang tersebut memiliki kualitas dan nilai yang tinggi disisi Allah SWT.

I.       TAFSIR AYAT PUASA
Tafsir surat Al-Baqarah ayat 183-185
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ {183} أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةُ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرُ لَّهُ وَأَن تَصُومُوا خَيْرُ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ {184} شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ {185}
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. “ (183)
“Yaitu beberapa hari tertentu,maka barang siapa diantara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak puasa), maka (wajib mengganti) sebanyak (hari yang tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat melaksanakannya wajib membayar fidyah yaitu memberi makan seorang miskin tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (184)
“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembela (antara yang benar dan yang bathil) karena itu barang siapa diantara kamu ada di bulan itu maka berpuasalah dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (tidak puasa) maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya, pada hari yang lain Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu, hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur” (185)

Tafsir Departeman Agama RI Surat Al-Baqarah ayat 183-185
1.      Ayat 183
Ashaum menurut istilah dalam syariat islam adalah menahan diri dari segala macam  makanan, minuman, dan bersenggama dengan wanita, mulai dari terbit fajar sidiq sampai terbenam matahari ( magrib) denang niat dan syarat-syarat yang tertera dalam kitab-kitab fiqh. Para ulama banyak memberikan uraian tentang hikmah berpuasa, misalnya: untuk mempertinggi budi pekerti, menimbulkan kesadaran dan kasih sayang terhadap orang-orang miskin, orang-orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, melatih jiwa dan jasmani, menambah kesehatan dan lain-lain.
Pada ayat 183 Allah mewajibkan kepada semu manusia yang beriman sebagaimana diwajibkan kepada umat-umat sebelum mereka supaya menjadi orang yang bertqwa, jadi puasa ini sangat penting bagi orang-orang beriman. Kalau kita selidiki macam-macam agama dan kepercayaan pada masa kita sekarang ini dapat dipastikan bahwa puasa salah satu acaran yang umum untuk menahan hawa nafsu dala lainnya.
2.      Ayat 184-185
Pada ayat 184 dan permulaan ayat 185 Allah menerangkan bahwa puasa yang diwajibkan itu ada beberapa hari yaitu pada bulan ramadhan menurut banyaknya bulan ranadhan itu (29 atau 30 hari). Nabi besar Muhammad SAW semenjak turunnya perintah puasa sampai wafatnya, selalu puasa pada bulan ramadhan selama 29 hari, kecuali satu kali saja yang genap 30 hari. Sekali pun Allah SWT telah mewajibkan puasa pada bulan ranadhan kepada semua orang-orang yang beriman akan tetapi Allah yang maha bijaksana memberikan keringanan pada orang-orang yang sakit dan nusafir untuk tidak berpuasa pada waktu itu, dan menggantinya oada hari-hari lain selian bulan ramadhan.








J.       SAINS YANG BERHUBUNGAN DENGAN PUASA
Penelitian di Mosco dilakukan oleh seorang guru besar yang bekerja pada lembaga psikiatri the mosco psyhatric institute bernama  Nico Layve yang pertama:
1)                  Memperlancar sistem pencernaan
2)                  Mengurangi gula darah dan lemak
3)                  Menurunkan hipertensi
4)                  Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Penjelasan
1)        Selama berpuasa maka organ-organ pencernaan akan beristirahat. Namun fungsi fisiologis pencernaan tetap berjalan normal. Terutama produksi sekresi pencernaan. Sehingga membantu keseimbangan cairan tubuh dab membersihkan tubuh dari sisa-sisa atau endapan makanan.
2)        Selama berpuasa tubuh melakukan peningkatan glukosa agar bisa memperoleh energi. Glukagon juga diproduksi untuk membantu pemecahan glukosa. Hal ini berdampak pada pengurangan produksi insulin yang demikian maka akan mengurangu gula darah dalam tubuh. Ternyata puasa pun mampu membakar emak tanpa harus diet berlebihan.
3)        Puasa juga menjadi salah satu metode untuk menurunkan takanan darah tinggi. Suasana spiritual yang tanang dan jauh dari amarah membuat adrenalin menurun dan menjadikan hormon lebih stabil. Hal ini dapat menurunkan tekanan darah dalam tubuh.
4)        Dalam sebuah penelitian dikatakan bahwa terdapat hubungan antara puasa dengan hormon kemampuan seksual laki-laki. Penelitian tersebut mengamati terjadinya penurunan kadar hormon kejantanan/testosteron perangsang kantong  (FSH) dan lemotin (CH) pada awal minggu pertama puasa. Namun pada jangka panjang setelah hormon testosteron dan performa seksual  jusrtu meningkat pesat melebihi sebelumnya.
Dari Riadh Sulaiman dan kawan-kawan pada tahun 1990 dari RS Universitas King Khalid, Riadh Saudi melakuka penelitian terhadap pengaruh puasa ramadhan terhadap 47 penderita diabetes jenis ke 2 (pasien yang tidak tergantung insulin), dan sejumlah orang sehat. Hasil penelitian menunjukan bahwa puasa bulan ramadhan tidak menimbulkan penurunan berat badan yang signifikan. Tidak ada pengaruh apaun yang berarti pada kontrol penyakit diabetes. Sejauh ini puasa ramadhan aman saja bagi penderita diabetes sejauh dilakukan dengan kesadaran dan kontrol makanan serta obat-obatan.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar