TUGAS
SAINS DALAM AL-QUR’AN DI
MADRASAH DAN SEKOLAH
(RPP PENDIDIKAN IBADAH DI SMP/MTs MUHAMMADIYYAH)
Dosen
Pengampu : Naufal Ahmad Rijalul Alam, S.Pd.I, M.A.
Disusun Oleh :
- Yunita Tri Utami (20130720020)
- Agustin RinaWati (20130720031)
3.
Noviyaningsih
(20130720032)
- Dewi Sri Ngajiati (20130720033)
- TitaKaswati (20130720040)
- VildaAyuAriyani (20130720059)
Pendidikan
Agama Islam Kelas-A
Fakultas Agama Islam
Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
2015
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran : Pendidikan Ibadah/Mu’amalah
Jenjang :
SMP Muhammadiyah
I Bantul
Kelas/Semester : VIII/II
Alokasi Waktu : 40 menit (1 x pertemuan)
Standar Kompetensi
1.
Siswa dapat memahami Ibadah
Puasa
Kompetensi Dasar
1.
Siswa memahami
ketentuan (hukum dan macam-macam puasa)
2.
Siswa melaksanakan Puasa
Ramadhan
Indikator
1.
Siswa
dapat menjelaskan Pengertian Puasa
2.
Siswa dapat menjelaskan
dasar hukum puasa
3.
Siswa dapat mengklasifikasikan
puasa
4.
Siswa dapat mendefinisikan
pengertian Puasa Ramadhan
5.
Siswa dapat menghafal
dasar hukum Puasa Ramadhan
6.
Siswa dapat mendeskripsikan
keutamaan bulan puasa dan Puasa Ramadhan
Tujuan
Siswa diharapkan
mampu untuk :
1. Siswa mampu
menjelaskan Pengertian Puasa
2. Siswa
mampu menjelaskan dasar hukum puasa
3. Siswa
mampu mengklasifikasikan puasa
4. Siswa
mampu mendefinisikan pengertian Puasa Ramadhan
5. Siswa
mampu menghafal dasar hukum Puasa Ramadhan
6. Siswa
mampu mendeskripsikan keutamaan bulan puasa dan Puasa Ramadhan
Materi Pembelajaran
Puasa
MATERI PUASA
1.
Pengertian Puasa
Puasa (Ash-Shiyaam) secara bahasa
artinya menahan diri dari (Al-Imsaak). Sedangkan secara Istilah syara’ puasa
berarti menahan diri dari makan, minum, berhubungan badan (jima’) dan seluruh hal yang membatalkan lainya dari
sejak terbit fajar sampai dengan terbenam matahari diiringi dengan niat
mendekatkan diri kepada allah SWT.
2.
Dasar Hukum Puasa
Ibadah puasa mulai diwajibkan pada bulan
Sya’ban, tahun kedua Hijriah. Dasar hukum disyariatkan ibadah puasa sifatnya
mutlak berdasarkan Al-Qur’an, Hadits, dan Ijma’ para ulama. Dasar hukum puasa
Ramadhan telah disebutkan pada dasar hukum puasa, yaitu surat Al-Baqarah ayat
183dan Hadits Nabi tentang Rukun Islam.
يَآأَيُّهَاالَّذِيْنَ
آمَنُواكُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَاكُيِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ
قَبْلِكُمْ لَعَلَّكْمْ تَتَّقُوْنَ
Artinya
:
Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (Q.S Al-Baqarah:183)
3.
Klasifikasi puasa
a.
Puasa Ramadhan
Sejarah mencatat bahwa ibadah puasa telah di perintahkan
oleh Allah SWT jauh sebelum kedatangan nabi muhammad, hanya saja tata cara dan
bentuknya berbeda meski tujuanya tetap sama yakni mendekatkan diri kepada Allah SWT.
4.
Dasar Hukum Puasa
Ramadhan
Ibadah puasa mulai diwajibkan
pada bulan Sya’ban, tahun kedua Hijriyah. Dasar hukum di syariatkan nya ibadah
puasa sifatnya mutlak berdasarkan al-Qur’an, Hadis, dan ijma para ulama. Dasar
hukumk puasa ramadhan telah disebutkan pada dasar hukum puasa di atas, yaitu
surat al-Baqarah ayat 183 dan hadis nabi tentang rukun islam.
5.
Keutamaan bulan puasa
dan puasa Ramadhan
Allah SWT telah memberikan keistimewaan
lewat Ibadah puasa di bulan Ramadhan. Banyak keutamaan yang didapat bagi setiap
hamba yang melaksanakannya dengan penuh kesabaran dan niat yang ikhlas.
Beberapa keutamaan yang terdapat pada bulan Ramadhan di antaranya:
a.
Pada bulan Ramadhan
pintu-pintu surge dibuka, pintu neraka ditutup, dan syaitan-syaitan dibelenggu.
عَنْ
أَبِيْ هُرِيْرَةَرَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسْوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ قَالَ إِذَاجَاءَرَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِوَغُلِقَتْ
أَبْوَابُ لنَّارِوَصُفِدَتِ الشَّيَاطِيْنُ
Artinya
:
“Jika
telah tiba bulan Ramadhan, mka pintu-pintu surge dibuka, pintu-pintu beraka
ditutup, dan syaitan-syaitan dibelenggu. (HR Bukhari Muslim)
b.
Bau mulut orang yang
berpuasa lebih harum disisi Allah dari pada aroma kasturi
c.
Para malaikat memohon
ampunan untuk orang-orang berpuasa sampai mereka berbuka
d.
Diantara amalan ibadah
yang lain, Allah SWT mengkhususkan ibadah puasa disebabkan kemuliaan dan
kecintaan Allah kepada amalan ibadah ini
e.
Orang yang berupasa
memperoleh dua kesenangan; kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan kelak
ketemu dengan Tuhannya
f.
Puasa dapat menjadi
perisai yang akan menjaga dan perbuatan melindungi orang yang berpuasa dari
perbuatan kesia-siaan dan perbuatan kotor
g.
Pada bukan Ramadhan
terdapat malam Lailatul Qadhar, malam diturukannya Al-Qur’an dan malam yang
lebih baik dari pada seribu malam.
6.
Amalan-amalan yang
utama di bulan Ramdhan
Ketika berada di bukan Ramadhan,
hendaknya setiap hamba menghidupkan seluruh amalan Ibadah Sunnah, seperti
Shalat Tathawwu’ Qablyah dan Ba’diyah, Shalat Dhuha, memperbanyak Shadaqah dan
tadarus Al-Qur’an, melaksanakan Shalat Tarawih, serta beritikaf pada sepuluh
hari yang berakhir.
7.
Hal-hal yang dapat
membatalkan Puasa
Ada
beberapa hal yang dapat membatalkan Ibadah Puasa di antaranya:
a.
Makan dna minum dengan
snegaja
b.
Hubungan Suami Istri
c.
Istimna’ (Onani atau
Masturbasi), mengeluarkan mani dengan sengaja
d.
Muntah dengan sengaja
e.
Keluarnya darah haid
atau nifas
8.
Pantang orang yang
berpuasa
Disamping menhindari hal-hal yang dapat
membatalkan Ibadah Puasa, agar puasa yang dilakukan tidak sia-sia dna bernilai Ibadah
di mata Allah setiap Muslim dianjurkan untuk menjaga seluruh lisan san tingkah
lakunya dari segala hal yang dapat mengurangi pahala Ibadah Puasa.
Rasulullah
SAW bersabda:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ٬فَلاَيَرْفَثْ وَلاَيَجْهَلْ٬وَإِنِ
امْرُؤٌقَاتَلَهُ أَوْشَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ
Artinya :
“Puasa adalah perisai, maka barang siapa yang sedang berpuasa
janganlah berkata keji dan berteriak keras, jika seseorang mencela dan
mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengakatan: aku sedang puasa.” (HR
Bukhari Muslim)
Selain menahan lapar, haus, hawa nafsu syahwat, ketika berpuasa
hendaklah seorang hamba mampu mengontrol dan mempuasakan seluruh organ tubuh,
pikiran dan hatinya.
a.
Mampu mempuasakan mata dengan
menahannya memandang sesuatu yang tercela dan dibenci syari’at serta melalaikan
untuk mengingat Allah SWT.
b.
Mampu mempuasakan lidah dengan
menahannya dari berbicara sia-sia, dusta, menggunjing, mengumpat, berkata kasar
dan mendzalimi orang lain.
c.
Mempuasakan telingan denagn
menjaganya dari mendengarkan segala hal yang haram dan makruh
Metode
Pembelajaran
Ceramah dan Inquiry/Tanya
jawab
Langkah Pembelajaran
Pendahuluan
Penyajian/ Inti
Evaluasi
Penutup
|
-
Guru memberi salam dan
memulai pelajaran dengan mengucapkan basmalah
dan kemudian berdoá bersama sebelum memulai pelajaran.
-
Guru memeriksa kehadiran siswa
-
Guru menjelaskan secara
singkat materi yang akan diajarkan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.
Dalam kegiatan inti, guru dan para siswa melakukan
beberapa kegiatan sebagai berikut:
Elaborasi
Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa
tentang materi pembelajaran Memahami Puasa dan Puasa Ramadhan.
- Setelah guru selesai menjelaskan pengertian Puasa dan Puasa Ramadhan
secara klasikal.
- Guru menunjuk beberapa siswa untuk mengulang kembali penjelasan
pengertian Puasa dan Puasa Ramadhan
Eksplorasi
- Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk menghafal dalil tentang Puasa dan
Puasa Ramadhan dengan berpedoman powerpoint yang guru tampilkan di kelas.
-
Selanjutnya,guru
mengklasifikasikan puasa
-
Selanjutnya, guru menjelaskan
tentang keutamaan Puasa Ramadhan dan mengkaitkan dengan sains.
Konfirmasi
-
Dalam
Puasa Ramadhan hikmahnya yaitu tiap kegiatan mulia merupakan Ibadah. Banyak
yang di dapat bagi setiap hambanya yang melaksanakannya dengan penuh
keikhlasan dan kesabaran. Tentunya amalan pada puasa ramadhan bukanlah hanya
menahan makan dan minum saja, melainkan juga menjalankan amalan ibadah
Ramadhan lainnya, seperti bersedekah, Itikaf, Silaturrahmi, menghindari diri
dari yang haram, dan banyak lagi.
-
Meningkatkan
kesadaran beragama di tengah-tengah masyarakat.
-
Guru mengajak siswa untuk tanya
jawab tentang materi Puasa dan Puasa Ramadhan
- Guru menutup / mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca hamdalah/doá.
- Guru mengucapkan salam kepada para siswa sebelum keluar kelas dan siswa
menjawab salam.
|
5 menit
30 menit
3 menit
2 menit
|
Tanya jawab/inquiry
Ceramah dan tanya jawab
Tanya jawab
|
·
Powerpoint presentasi tentang materi.
·
White board
·
Spidol
·
Laptop
·
LCD
|
Buku Pendidikan Ibadah/Mu’amalah untuk SMP/MTs
Muhammadiyah kelas VIIII Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012
|
Sumber Belajar
Buku
Pendidikan Ibadah/Mu’amalah untuk SMP/MTs Muhammadiyah kelas VIIII Majelis
Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa
Yogyakarta tahun 2012.
Penilaian Hasil Belajar
a.
Ulangan TS / AS
b.
Tugas Individu
c.
Tes lisan
d.
Praktek
Yogyakarta, 11 November 2015
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mapel
Naufal Ahmad
R. A , S.Pd. I, M.A Muhammad Ridwan, M.Pd.
NIP. 199400897556768 02
NIP.
19950087808000 01
MATERI,
TAFSIR AYAT DAN SAINS YANG BERHUBUNGAN DENGAN PUASA
A.
PENGERTIAN PUASA
Puasa (Ash-Shiyaam) secara bahasa
artinya menahan diri dari (Al-Imsaak). Sedangkan secara Istilah syara’ puasa
berarti menahan diri dari makan, minum, berhubungan badan (jima’) dan seluruh hal yang membatalkan lainya dari
sejak terbit fajar sampai dengan terbenam matahari diiringi dengan niat mendekatkan
diri kepada allah SWT.
Sejarah mencatat
bahwa Ibadah Puasa telah diperintahkan oleh Allah SWT jauh sebelum kedatangan
Nabi Muhammad SAW, hanya saja tat cara dan bentuknya berbeda meski tujuannya
tetap sama yakni mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Khusus umat
Muhammad SAWAdiwajibkan untuk melaksanakan Ibadah Puasa satu bulan penuh di
bulan Ramadhan, bahkan Ibadah Puasa ini telah menjadi bagian dari pilar Agama
Islam yang kelima.
Secara bahasa, Ramadhan artinya
pembakaran. Diharapkan pada bulan Ramadhan Umat Islam mampu memanfaatkannya
dengan sebaik mungkin untuk melebur segala kesalahan dan dosa yang telah
dilakukan, mengingat betapa banyak keistimewaan yang keutamaan yang
terdapat pada bulan Ramadhan tersebut.
B.
DASAR HUKUM PUASA
Ibadah puasa mulai diwajibkan pada bulan
Sya’ban, tahun kedua Hijriah. Dasar hukum disyariatkan ibadah puasa sifatnya
mutlak berdasarkan Al-Qur’an, Hadits, dan Ijma’ para ulama. Dasar hukum puasa
Ramadhan telah disebutkan pada dasar hukum puasa, yaitu surat Al-Baqarah ayat 183dan
Hadits Nabi tentang Rukun Islam.
يَآأَيُّهَاالَّذِيْنَ
آمَنُواكُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَاكُيِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ
قَبْلِكُمْ لَعَلَّكْمْ تَتَّقُوْنَ
Artinya
:
“Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”
(Q.S Al-Baqarah:183)
Disampung itu Ibadah Puasa merupakan
salah satu pilar rukun Islam yang kelima. Sebagaimana penjelasan Rasulullah SAW
di dalam sabdanya:
وَعَنْ
ابْنِ عُمَرَرَضِيَ اللهُ عَنْهُمَاقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ:بُنِيَ الْإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ:شَهَادَةِأَن لاَإِلٰهَ
إِلاَّاللهُ٬وَأَنَّ مُحَمَّدًاورَسُوْلُ اللهِ٬وَإِقَامِ
اللصَّلاَةِ٬وَإِيْتَاءِالزَّكَاةِ٬وَحِيْتِ٬وَصَوْمِ رَمَضَانَ
Artinya
:
“Dari
Ibnu ‘Umar r.a, Rasulullah SAW bersaba: “Agama Islam dibangun atas lima pilar:
Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah,
menegakkan Shalat, membayar Zakat, melaksanakan Haji ke Baitullah dan Puasa
Ramadhan.” (HR Bukhari Muslim)
C.
KLASIFIKASI PUASA
Puasa Ramadhan
Sejarah mencatat bahwa ibadah puasa telah di perintahkan
oleh Allah SWT jauh sebelum kedatangan nabi muhammad, hanya saja tata cara dan
bentuknya berbeda meski tujuanya tetap sama yakni mendekatkan diri kepada allah
SWT.
Khusus umatMuhammad SAW, di wajibkan untuk melaksanakan
ibadah puasa satu bulan penuh di bulan ramadhan bahkan ibadah puasa ini telah
menjadi bagian dari pilar agama islam yang ke lima.
Secara bahasa ramadhan artinya pembakaran. Diharapkan
pada bulan ramadhan umat islam mampu memanfaatnya dengan sebaik mungkin untuk
melebur segala kesalahan dan dosa yang telah dilakukan, mengingat betapa banyak
keistimewaan yang keutamaan yang terdapat pada bulan ramadhan tersebut
D.
DASAR HUKUM PUASA RAMADHAN
Ibadah puasa mulai diwajibkan
pada bulan Sya’ban, tahun kedua Hijriyah. Dasar hukum di syariatkan nya ibadah
puasa sifatnya mutlak berdasarkan al-Qur’an, Hadis, dan ijma para ulama. Dasar
hukumk puasa ramadhan telah disebutkan pada dasar hukum puasa di atas, yaitu
surat al-Baqarah ayat 183 dan hadis nabi tentang rukun islam.
E.
KEUTAMAAN BULAN PUASA
DAN PUASA RAMADHAN
Allah SWT telah memberikan keistimewaan
lewat Ibadah puasa di bulan Ramadhan. Banyak keutamaan yang didapat bagi setiap
hamba yang melaksanakannya dengan penuh kesabaran dan niat yang ikhlas.
Beberapa keutamaan yang terdapat pada bulan Ramadhan di antaranya:
1.
Pada bulan Ramadhan
pintu-pintu surge dibuka, pintu neraka ditutup, dan syaitan-syaitan dibelenggu.
عَنْ
أَبِيْ هُرِيْرَةَرَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسْوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ قَالَ إِذَاجَاءَرَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِوَغُلِقَتْ
أَبْوَابُ لنَّارِوَصُفِدَتِ الشَّيَاطِيْنُ
Artinya :
“Jika telah tiba
bulan Ramadhan, mka pintu-pintu surge dibuka, pintu-pintu beraka ditutup, dan
syaitan-syaitan dibelenggu. (HR Bukhari Muslim)
2.
Bau mulut orang yang
berpuasa lebih harum disisi Allah dari pada aroma kasturi
3.
Para malaikat memohon
ampunan untuk orang-orang berpuasa sampai mereka berbuka
4.
Diantara amalan ibadah
yang lain, Allah SWT mengkhususkan ibadah puasa disebabkan kemuliaan dan kecintaan
Allah kepada amalan ibadah ini
5.
Orang yang berupasa
memperoleh dua kesenangan; kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan kelak
ketemu dengan Tuhannya
6.
Puasa dapat menjadi
perisai yang akan menjaga dan perbuatan melindungi orang yang berpuasa dari perbuatan
kesia-siaan dan perbuatan kotor
7.
Pada bukan Ramadhan
terdapat malam Lailatul Qadhar, malam diturukannya Al-Qur’an dan malam yang
lebih baik dari pada seribu malam.
F.
AMALAN-AMALAN YANG
UTAMA DI BULAN RAMDHAN
Ketika berada di bukan Ramadhan,
hendaknya setiap hamba menghidupkan seluruh amalan Ibadah Sunnah, seperti
Shalat Tathawwu’ Qablyah dan Ba’diyah, Shalat Dhuha, memperbanyak Shadaqah dan
tadarus Al-Qur’an, melaksanakan Shalat Tarawih, serta beritikaf pada sepuluh
hari yang berakhir.
G.
HAL-HAL YANG DAPAT
MEMBATALKAN PUASA
Ada
beberapa hal yang dapat membatalkan Ibadah Puasa di antaranya:
1.
Makan dan minum dengan
snegaja
2.
Hubungan Suami Istri
3.
Istimna’ (Onani atau
Masturbasi), mengeluarkan mani dengan sengaja
4.
Muntah dengan sengaja
5.
Keluarnya darah haid
atau nifas
H.
PANTANG ORANG YANG
BERPUASA
Disamping menhindari hal-hal yang dapat
membatalkan Ibadah Puasa, agar puasa yang dilakukan tidak sia-sia dna bernilai
Ibadah di mata Allah setiap Muslim dianjurkan untuk menjaga seluruh lisan san
tingkah lakunya dari segala hal yang dapat mengurangi pahala Ibadah Puasa.
Rasulullah
SAW bersabda:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ٬فَلاَيَرْفَثْ وَلاَيَجْهَلْ٬وَإِنِ
امْرُؤٌقَاتَلَهُ أَوْشَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ
Artinya :
“Puasa adalah perisai, maka barang siapa yang sedang berpuasa
janganlah berkata keji dan berteriak keras, jika seseorang mencela dan
mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengakatan: aku sedang puasa.” (HR Bukhari Muslim)
Selain menahan lapar, haus, hawa nafsu syahwat, ketika berpuasa
hendaklah seorang hamba mampu mengontrol dan mempuasakan seluruh organ tubuh,
pikiran dan hatinya.
a.
Mampu mempuasakan mata dengan
menahannya memandang sesuatu yang tercela dan dibenci syari’at serta melalaikan
untuk mengingat Allah SWT.
b.
Mampu mempuasakan lidah dengan
menahannya dari berbicara sia-sia, dusta, menggunjing, mengumpat, berkata kasar
dan mendzalimi orang lain.
c.
Mempuasakan telingan denagn
menjaganya dari mendengarkan segala hal yang haram dan makruh
d.
Mempuasakan tangan dari
mendzalimi dan mengambil hak orang lain
e.
Mempuasakan kaki dari berjalan
menuju tempat-tempat kemaksiatan dan diharakan oleh Allah SWT
f.
Mempuasakan hati dari
penyakit-penyakit hati, seperti iti, dengki, marah, cinta dunia, dll.
g.
Menjaga pikiran dari
membayangkan hal-hal yang disenangi syahwat dan dibenci syari’at.
Jika ketujuh
itu mampu dilaksanakan oleh setiap hamba yang sedang berpuasa niscaya
puasa orang tersebut memiliki kualitas dan nilai yang
tinggi disisi Allah SWT.
I.
TAFSIR AYAT PUASA
Tafsir surat Al-Baqarah ayat 183-185
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ {183} أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ فَمَن كَانَ مِنكُم
مَّرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ
يُطِيقُونَهُ فِدْيَةُ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرُ
لَّهُ وَأَن تَصُومُوا خَيْرُ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ {184} شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ
الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ
مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللهُ بِكُمُ
الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ
وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ {185}
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu
berpuasa, sebagaimana diwajibkan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.
“ (183)
“Yaitu beberapa hari tertentu,maka barang siapa diantara
kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak puasa), maka (wajib mengganti)
sebanyak (hari yang tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi
orang yang berat melaksanakannya wajib membayar fidyah yaitu memberi makan
seorang miskin tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan
maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui” (184)
“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya
diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembela (antara yang benar dan yang bathil) karena
itu barang siapa diantara kamu ada di bulan itu maka berpuasalah dan barang
siapa sakit atau dalam perjalanan (tidak puasa) maka (wajib menggantinya)
sebanyak hari yang ditinggalkannya, pada hari yang lain Allah menghendaki
kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu, hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu agar kamu bersyukur” (185)
Tafsir Departeman Agama RI Surat Al-Baqarah ayat 183-185
1.
Ayat 183
Ashaum menurut
istilah dalam syariat islam adalah menahan diri dari segala macam makanan, minuman, dan bersenggama dengan
wanita, mulai dari terbit fajar sidiq sampai terbenam matahari ( magrib) denang
niat dan syarat-syarat yang tertera dalam kitab-kitab fiqh. Para ulama banyak
memberikan uraian tentang hikmah berpuasa, misalnya: untuk mempertinggi budi
pekerti, menimbulkan kesadaran dan kasih sayang terhadap orang-orang miskin,
orang-orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, melatih jiwa dan
jasmani, menambah kesehatan dan lain-lain.
Pada ayat 183
Allah mewajibkan kepada semu manusia yang beriman sebagaimana diwajibkan kepada
umat-umat sebelum mereka supaya menjadi orang yang bertqwa, jadi puasa ini
sangat penting bagi orang-orang beriman. Kalau kita selidiki macam-macam agama
dan kepercayaan pada masa kita sekarang ini dapat dipastikan bahwa puasa salah
satu acaran yang umum untuk menahan hawa nafsu dala lainnya.
2.
Ayat 184-185
Pada ayat 184
dan permulaan ayat 185 Allah menerangkan bahwa puasa yang diwajibkan itu ada
beberapa hari yaitu pada bulan ramadhan menurut banyaknya bulan ranadhan itu
(29 atau 30 hari). Nabi besar Muhammad SAW semenjak turunnya perintah puasa
sampai wafatnya, selalu puasa pada bulan ramadhan selama 29 hari, kecuali satu
kali saja yang genap 30 hari. Sekali pun Allah SWT telah mewajibkan puasa pada
bulan ranadhan kepada semua orang-orang yang beriman akan tetapi Allah yang
maha bijaksana memberikan keringanan pada orang-orang yang sakit dan nusafir
untuk tidak berpuasa pada waktu itu, dan menggantinya oada hari-hari lain
selian bulan ramadhan.
J.
SAINS YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PUASA
Penelitian
di Mosco dilakukan oleh seorang guru besar yang bekerja pada lembaga psikiatri
the mosco psyhatric institute bernama
Nico Layve yang pertama:
1)
Memperlancar sistem
pencernaan
2)
Mengurangi gula darah
dan lemak
3)
Menurunkan hipertensi
4)
Meningkatkan sistem
kekebalan tubuh
Penjelasan
1)
Selama berpuasa maka
organ-organ pencernaan akan beristirahat. Namun fungsi fisiologis pencernaan
tetap berjalan normal. Terutama produksi sekresi pencernaan. Sehingga membantu
keseimbangan cairan tubuh dab membersihkan tubuh dari sisa-sisa atau endapan
makanan.
2)
Selama berpuasa tubuh
melakukan peningkatan glukosa agar bisa memperoleh energi. Glukagon juga
diproduksi untuk membantu pemecahan glukosa. Hal ini berdampak pada pengurangan
produksi insulin yang demikian maka akan mengurangu gula darah dalam tubuh.
Ternyata puasa pun mampu membakar emak tanpa harus diet berlebihan.
3)
Puasa juga menjadi
salah satu metode untuk menurunkan takanan darah tinggi. Suasana spiritual yang
tanang dan jauh dari amarah membuat adrenalin menurun dan menjadikan hormon
lebih stabil. Hal ini dapat menurunkan tekanan darah dalam tubuh.
4)
Dalam sebuah penelitian
dikatakan bahwa terdapat hubungan antara puasa dengan hormon kemampuan seksual
laki-laki. Penelitian tersebut mengamati terjadinya penurunan kadar hormon
kejantanan/testosteron perangsang kantong
(FSH) dan lemotin (CH) pada awal minggu pertama puasa. Namun pada jangka
panjang setelah hormon testosteron dan performa seksual jusrtu meningkat pesat melebihi sebelumnya.
Dari Riadh Sulaiman dan kawan-kawan pada tahun 1990 dari
RS Universitas King Khalid, Riadh Saudi melakuka penelitian terhadap pengaruh
puasa ramadhan terhadap 47 penderita diabetes jenis ke 2 (pasien yang tidak
tergantung insulin), dan sejumlah orang sehat. Hasil penelitian menunjukan
bahwa puasa bulan ramadhan tidak menimbulkan penurunan berat badan yang
signifikan. Tidak ada pengaruh apaun yang berarti pada kontrol penyakit
diabetes. Sejauh ini puasa ramadhan aman saja bagi penderita diabetes sejauh
dilakukan dengan kesadaran dan kontrol makanan serta obat-obatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar